Sabtu, 01 Agustus 2009

Lowongan Terbaru Perkebunan Kelapa Sawit

Rekan2 yang terhormat,

Seiring dengan adanya beberapa komentar dari pembaca yang merespon blog ini, maka saya tambahkan lowongan terbaru dengan posisi yang ditawarkan beserta perusahaannya. Mudah-mudahan bermanfaat bagi rekan2 semuanya, dan mohon maaf kalau komentar anda belum bisa saya balas berhubung kesibukan saya yang cukup tinggi.

Terima kasih. SALAM SUKSES.


1. PT. GLOBAL NATURAL RESOURCES adalah salah satu group perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang berlokasi di Kabupaten Landak (Kalbar) dan Kabupaten Sendawar (Kaltim) dengan luas areal yang direncanakan 120.000 Hektar. Saat ini operasional perusahaan dalam tahap pembibitan dan land clearing. Kami memberikan kesempatan bagi yang mempunyai keinginan berkembang bersama kami untuk menempati posisi :

1. Estate Manager
2. Asisten Kepala
3. Kepala Tata Usaha
4. Asisten Divisi
5. Asisten Bibitan
6. Operator GIS
7. Asisten Civil/Arsitektur
8. Humas dan Kemitraan
9. Asisten Administrasi
10. Asisten Teknik
11. Mekanik
12. Trainee Asisten Divisi (D3/S1 Pertanian/Kehutanan)13. Trainee Asisten Administrasi (D3/S1 Ekonomi)
14. Supervisor Pembelian (Kantor Samarinda)
15. Supervisor Legal (Kantor Samarinda)
16. Driver (Kantor Samarinda)

Perusahaan kami memang pemain baru di bisnis perkebunan kelapa sawit namun kami mempunyai keinginan menjadi perusahaan besar. Dan kami memberikan kesempatan bagi yang berkeinginan maju dan berkembang bersama kami silahkan mengirimkan lamaran dan CV ke alamat :

Departemen HRD
PT. Global Natural Resources
Chase Plaza Lantai 11 Jl. Jendral Sudirman Kav. 21 Jakarta Selatan 12920

Atau email ditujukan ke: seno@naturalresources.co.id

2. PT. WILMAR INTERNATIONAL. Sebuah Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit berskala international yang berlokasi di Indonesia, Malaysia, Uganda dan Ivory Coast saat ini membutuhkan beberapa tenaga kerja professional untuk mengisi posisi:

1. Analytical Laboratory Manager (AL)
2. Pemuliaan Tanaman (PT)
3. Agricultural Officer (AO)
4. Geographic Information System Manager (GIS)
5. People Development Manager (PD)
6. Community Development Officer (CO)
7. Community Development Manager (CM)
8. Environmental Health & Safety Officer (HS)
9. Human Resource Regional Officer (HR)
10. Finance Staff (FS)
11. SAP Staff (SS)

segera kirimkan surat lamaran anda dilengkapi dengan daftar riwayat hidup, foto copy KTP yang masih berlaku, fotocopy ijazah terakhir dan transkrip nilai, photo berwarna terbaru 4×6 2 lembar. Lamaran diterima selambat-lambatnya 27 Desember 2008 ke:

HRD Department
Wilmar International Plantation
PO BOX 1270 Medan
Email: recruitment@wilmar.co.id

3. PT Gajendra Adhi Sakti Groups Kami adalah Industri Perkebunan Kelapa Sawit yang sedang berkembang pesat membutuhkan tenaga-tenaga profesional untuk posisi:

1. ASISTEN KEPALA
2. ASISTEN KEBUN
3. KEPALA TATA USAHA
4. PURCHASING OFFICER
5. GEODETIC SURVEYOR

Lamaran diterima paling lambat satu minggu setelah iklan ini dimuat dan ditujukan ke:

Corporate Human Resources Manager
arief@gajendra.co.id

Selasa, 30 Juni 2009

Lowongan Kerja Perkebunan Sawit

Seiring dengan banyaknya pembukaan lahan perkebunan sawit yang baru, posisi tawar para profesional diperkebunan sawit menjadi naik karena jumlah SDM yang tersedia tidak sebanding dengan permintaan. Di KalBar sendiri, perpindahan tenaga profesional dari satu perkebunan ke perkebunan lain menjadi hal yang biasa.

Untuk mempermudah para pencari kerja mencari perusahaan perkebunan sawit, maka penulis mencoba merangkumnya dalam bagian ini, yaitu alamat dan email perusahaan perkebunan sawit yang bisa dihubungi untuk mencari posisi kerja yang sesuai.

Khusus rekan-rekan lulusan Sarjana Akuntansi dan ingin berkarir di perkebunan sawit KalBar sebagai Staff accounting atau Kepala Tata Usaha, bisa menghubungi email saya, kebetulan saya sendiri sedang mencari KTU dan beberapa kenalan juga mencari lulusan yang sama.

1. PT. BUMITAMA GUNAJAYA AGRO
PO BOX 6148 JKSGN JKT 12061
Atau email ke :
recruitment@bumitama.com

2. PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk
Jl. Puloayang Raya Blok OR-1
Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta 13930

3. Departemen HRD
PT. Global Natural Resources
Chase Plaza Lantai 11 Jl. Jendral Sudirman Kav. 21 Jakarta Selatan 12920
Atau email ditujukan ke: seno@naturalresources.co.id

4. PT. BINA PALMA NUGRAHA
Jl. Warung Buncit Raya No. 49
Jakarta 12740 Indonesia
Tlp: (62-21) 799 59 89 (Hunting) Fax (62-21) 7995731
e-mail : suryowirawan@bimapalma.com

5. PT. UNION SAMPOERNA TRIPUTRA PERSADA
HUMAN RESOURCES DEPARTMENT
Menara Karya 6th Floor, Jl
HR. Rasuna Said Blok X-5, Kav 1-2 Jakarta 12950
Or
Email : recruitment_hrd@ustp.co.id
CC : ustprecruitment@yahoo.co.id
evano.koagouw@ustp.co.id

6. PT Hartono Plantation Indonesia, DJARUM Group
PO BOX 6659, JKBSI, Jakarta 11066
atau email ke : hpi.recruitment@gmail.com

7. PT Gajendra Adhi Sakti Groups
arief@gajendra.co.id

8. PT. SMART Tbk
email: hrdref@smart-tbk.com

9.HRD Department
Gedung Mitramas Lt. 2 Jl. Sunter Permai Raya
Blok A-1 No. 1-4 Jakarta Utara 14350
E-mail : hrdfam@gmail.com

10. PT. MEDCO AGRO
Email: hrd@medcoagro.co.id
Atau PO BOX 6530 JKSDW

11. PT SALIM IVOMAS PRATAMA
Sudirman Plaza, Indofood Tower Lt. 11
Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76 - 78
Jakarta 12910
Atau ke alamat email :
hrd_plantations@simp.co.id

Selasa, 03 Maret 2009

Kalbar Kembali Jadi Anak Tiri Kebijakan Pusat

PONTIANAK--Kalimantan Barat kembali menjadi anak tiri kebijakan pusat. Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong tetap tidak menjadi pintu masuk impor.
Peraturan Menteri Perdagangan (permedag) terbaru hanya menambah pelabuhan laut Dumai, Kepulauan Riau, melengkapi lima pelabuhan udara dan laut lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebelumnya.”Permendag 60 tahun 2008 tentang perubahan atas permendag nomor 56 menetapkan Dumai dan Kepri jadi salah satu pintu masuk impor. Kenapa kita selalu dianaktirikan,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Pedagang Perbatasan Indonesia HR Thalib HS kepada Pontianak Post kemarin (2/3).

Pihaknya beserta muspida plus (termasuk di dalamnya DPRD Sanggau) juga telah mendesak pemerintah pusat, untuk menetapkan Entikong sebagai pelabuhan darat internasional untuk pintu masuk impor lima produk yang diatur dalam permendag, terutama makanan dan minuman (Mamin). Pada 25 Februari lalu, AP3I bersama pemerintah terkait dari Kabupaten Sanggau, muspida, dan Pemprov Kalbar, DPRD Kabupaten Sanggau dan Komisi B DPRD Kalbar termasuk Wakil Bupati Sanggau Paolus Hadi bertandang ke Kementerian Perdagangan di Jakarta. Mereka diterima oleh Direktur Impor Departemen Perdagangan dan Direktur Bilateral Perdagangan Luar Negeri. Di sana, mereka melakukan ekspos mengenai dampak ditutupnya keran impor bagi warga sekitar perbatasan khususnya dan masyarakat Kalbar umumnya, mengenai pemberlakuan permendag tersebut.

”Kita tetap mendesak pemerintah membuka keran impor melalui Entikong. Khususnya, untuk produk mamin di mana industri terbesarnya berada di Pulau Jawa, sementara karena kendala alam biasanya stok selalu kosong dan mengandalkan pasokan dari Malaysia,” kata Thalib. Menurutnya, dari pertemuan tersebut diketahui bahwa perdagangan lintas batas yang mengacu pada border treads agreement sebesar 600 RM untuk pelintas batas juga sah, untuk perdagangan dengan melewati proses kepabenanan Bea Cukai. ”Selama ini kan persepsinya berbeda. Selama ini kita menganggap border treads itu hanya untuk batas lini 1 dan 2, untuk kehidupan sehari-hari. Ternyata boleh juga untuk berdagang. Kita minta agar mereka kirim surat dan sosialisasi kepada instansi terkait supaya jelas persoalannya,” katanya.

Secara teknis saat ini, kata Thalib, Bea Cukai sudah menerapkan hal itu di mana jika pelintas masuk membawa lebih dari 600 ringgit, maka sisanya harus melewati proses kepabenanan. Akan tetapi untuk kepastian yang berkelanjutan, pihaknya tetap mendesak agar menteri perdagangan juga menatapkan Entikong sebagai pintu masuk impor sama seperti enam pelabuhan lainnya. ”Kita perlu penegasan itu. Jangan terlalu lama. Permendag 60 telah dikeluarkan, mudah-mudahan permendag 61 untuk Kalbar dikeluarkan dalam waktu dekat,” katanya. (zan)

sumber: www.pontianakpost.com

Ekspor Terpuruk Kian Dalam

PONTIANAK--Penurunan kinerja ekspor di Kalimantan Barat terus berlanjut. Pada Januari lalu nilai ekspor turun 26 persen ketimbang Desember 2008, yaitu dari USD 38,18 juta turun menjadi USD 28,25 juta. Jika dibandingkan Januari 2008 terhadap Januari lalu, selisih nilai ekspornya mencapai minus 62,43 persen. Turunnya nilai ekspor tersebut lebih disebabkan menurunnya komoditi unggulan, seperti karet, barang dari karet, dan barang dari kayu. Adapun negara yang paling kentara menurunkan impornya terhadap barang dan jasa dari Indonesia, khususnya Kalimantan Barat, adalah China, Jepang dan Korea. Pada Januari 2008 nilai ekspor ke China USD 22,45 juta. Jumlah ini merosot tajam pada Januari 2009, dengan nilai USD 11,56 juta.

Hal yang sama terjadi pula pada Jepang, dimana pada Januari 2008 nilai ekspor ke Negara Matahari Terbit itu mencapai USD 15,02 juta. Memasuki Januari 2009, nilai ekspornya turun menjadi USD 8,86 juta. Sementara untuk Korea, nilai ekspor pada Januari 2008 mencapai USD 10,32 juta. Di akhir Januari 2009, nilai ekspornya turun jadi USD 3,38 juta. “Data terakhir memang menunjukkan bahwa pasar ekspor ke China, Jepang dan Korena saat ini memang tengah lesu. Parahnya lagi, kondisi ini terjadi hampir merata di enamn negara tujuan ekspor kalbar yang lain,” kata Efliza, kepala BPS Kota Pontianak saat menyampaikan berita resmi statistik BPS Kalbar, Senin (2/3) kemarin.

Acara yang digelar di Aula BPS Kalbar itu seyogyanya memang dipimpin langsung oleh Kepala BPS Kalbar Nyoto Widodo. Namun sayang, berhubung yang bersangkutan saat ini tengah menjalani pelatihan di LEMHANAS selama sembilan bulan, maka pelaksanaan acara ekspos BPS Kalbar itu di percayakan kepada Efliza untuk memimpinnya. Di hadapan perwakilan dinas serta instansi terkait lannya, Erliza menerangkan nilai impor Kalbar juga mengalami penurunan yang sangat signifikan. Pada Januari 2009 nilai impor Kalbar turun 24,61 persen di banding Desember 2008 (turun dari USD 4,39 juta menjadi USD 3,31 juta). Bila di bandingkan dengan Januari 2008, nilai impor Kalbar juga mengalami penurunan sebesar 29,76 persen.

10 kelompok barang impor utama yang masuk ke Kalbar pada Januari 2009, kelompok barang yang mengalami peningkatan yang signifikan (dibanding Desember 2008) adalah kertas/karton sebesar 114,66 persen, sayuran sebesar 487,07 persen dan ikan serta udang sebesar 113,21 persen. Dari total nilai impor Januari 2009 (USD 3,31 juta), 96,09 persen diantaranya berasal dari Asia, dan 3,67 persen sisianya berasal dari Amerika Serikat dan Mexico. “Impor dari Malaysia dan China masih merupakan pemasok terbesar bagi pasar dalam negeri Indonesia, khususnya Kalbar, dengan nilai USD 2,50 juta atau 75,41 persen dari keseluruhan nilai impor Kalbar,” terang Erliza. Neraca perdagangan luar negeri Kalbar pada periode Januari 2009 mengalami penurunan sebesar 26,16 persen, di banding Desember 2008 atau mengalami defisit sebesar USD 8,85 juta. Bila di bandingkan Januari 2008, penurunan tetap saja terjadi secara signifikan, yakni sebesar 64,61 persen.(go)

Sumber: www.pontianakpost.com

Kamis, 19 Februari 2009

HARGA CPO MULAI BERGERAK NAIK

JAKARTA. Para pekebun kelapa sawit mulai bisa tersenyum. Pekan lalu, harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) terus mendaki. Jumat (6/2), harga kontrak CPO untuk pengiriman April 2009 di Bursa Berjangka Malaysia sudah kembali berada di level US$ 522,73 per ton.
Memang, ini masih di bawah harga tertinggi tahun ini sebesar US$ 566,21 yang tercapai 7 Januari lalu. Tapi, jika hanya melihat seminggu terakhir, harga CPO telah naik 5,7%.
Harga merangkak naik bukan lantaran pasokan CPO mulai minim. Kali ini, kekeringan di Brazil dan Argentina jadi pendongkrak harga CPO.
Brazil dan Argentina adalah produsen kedelai utama dunia. Produk kedelai ini menjadi bahan baku minyak kedelai (soybean). Gara-gara kekeringan yang berkepanjangan, Kamis (5/2), Brazil menurunkan target produksi kedelai tahun ini jadi 57,2 juta ton, dari 60 juta ton di 2008. Argentina juga memperkirakan panen kedelai berkurang 25%.
Nah, karena pasokan minyak kedelai menipis, sebagian mengamat menduga, permintaan CPO yang menjadi substitusinya akan meningkat. Lagi pula, harga minyak sawit lebih murah, sehingga lebih cocok di kantong di saat krisis.
Namun, Vice President Research Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere melihat, harga CPO akan naik pelan dan paling pol hanya mencapai US$ 550-US$ 600 per ton. Sebab, suplai CPO masih melimpah. "Ada kelebihan suplai satu juta hingga 1,5 juta ton di Indonesia dan Malaysia," tambah Nico, kemarin (8/2).
Pengamat sawit Rosediana Suharto juga meramal, harga CPO tetap tak akan sebagus 2008. Sebab, permintaan CPO tidak akan berubah banyak, bahkan sedikit merosot dibanding tahun lalu.
Harga minyak goreng
Namun, konsumen minyak goreng tetap harus mencermati tren kenaikan harga CPO ini. Sebab, alih-alih semakin murah, harga minyak goreng justru terancam naik lagi.
Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) bilang, harga minyak goreng biasanya naik mengikuti kenaikan harga CPO. "Tapi tak langsung. Kalau CPO naik Maret, minyak goreng baru naik April," ujarnya.
Hitungannya, kalau harga CPO naik 10%, harga minyak goreng naik 6%. "Karena, 85% harga minyak goreng berasal dari harga CPO," jelasnya.

Sumber: www.kontan.co.id

PAJAK EKSPOR CPO TURUN, EKSPOR TERDONGKRAK

JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk menurunkan Pajak Ekspor (PE) minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) membuahkan hasil. Dalam dua bulan ini, stok CPO milik pengusaha berkurang dari 2 juta ton menjadi 1,6 juta ton. Artinya, terjadi penyerapan kembali untuk produk CPO di pasar ekspor sekitar 400.000 ton sejak November hingga Desember 2008.

Pengusaha mengaku kebijakan PE 0% menstimulasi mereka untuk kembali mengekspor produknya. Sebelumnya, ekspor CPO melesu karena beberapa faktor. Mulai dari anjloknya harga CPO di pasar internasional hingga turunnya permintaan dari beberapa negara. "Ini adalah hal positif, di mana tadinya stok kami sempat 2 juta ton turun jadi 1,6 juta hampir mendekati angka normal stok CPO," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Akmaluddin Hasibuan, Selasa (16/12).

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan paket kebijakan stabilitas ekonomi yang salah satunya adalah menurunkan PE CPO menjadi 0%. kebijakan ini efektif berlaku per 1 November 2008. Pemerintah selanjutnya memperpanjang kebijakan pada bulan Desember, PE CPO kembali 0%. Namun, untuk tahun depan pemerintah bermaksud mengganti PE CPO menjadi Bea Keluar, dengan besaran yang hingga ini masih belum terungkap.

Tak hanya stok yang berkurang, volume ekspor CPO juga bakal tergenjot naik setidaknya pada November dan Desember 2008 ini. Namun, Akmaludin tak menyebut pasti kisaran kenaikan ekspor itu. Yang pasti, penurunan PE mendorong pengusaha meningkatkan kinerja ekspor CPO-nya.

Sumber: www.kontan.co.id

TENANG, PERMINTAAN CPO PULIH 2009

JAKARTA. Keterpurukan pembelian dan harga komoditi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) bakal tak berlangsung lama. Harga maupun permintaan CPO diperkirakan membaik pada pertengahan 2009. Sifat CPO sebagai minyak nabati terbaik dibandingkan komoditi lain sejenis adalah salah satu penyebabnya.

Selain itu, harga dan penjualan CPO dari petani dan produsen bakal terdongkrak dengan program mandatory bahan bakar nabati (BBN) yang pemerintah laksanakan mulai 2009. Karena itu, pemerintah meminta produsen dan petani CPO tetap bertahan setidaknya dalam kurun waktu empat sampai enam bulan ke depan.

"Jadi demand pasti akan kembali naik tetapi produsen harus mempunyai daya tahan empat hingga enam bulan ke depan," ujar Deputi Menko perekonomian Bidang Pertanian dan Perikanan Bayu Krisnamurthi, Rabu (26/11).

Program mandatory bahan bakar nabati (BBN) yang pemerintah luncurkan ikut mendorong membaiknya kondisi pasar CPO. Sebab, pada 2009, penyerapan CPO untuk BBN ditargetkan mencapai 2,5 juta ton. Penyerapan ini membantu sebagai bentuk pengalihan pasar ekspor yang sedang lesu.

Sumber: www.kontan.co.id

HARGA MSH MISTERIUS, CPO 2009 TETAP TUMBUH

KENDATI HARGANYA MASIH MISTERIUS, EKSPOR CPO 2009 TETAP TUMBUH

JAKARTA. Menteri Perdagangan Mari Pangeestu mengatakan, pasar ekspor CPO tahun depan akan tetap tumbuh meskipun melandai. "Volume masih bisa stabil atau sedikit pertumbuhannya, namun harga yang masih menjadi tanda tanya," katanya di Istana Negara, Kamis (4/12).

Ia menegaskan, tahun ini harga CPO terbilang tinggi, rata-ratanya mencapai US$ 700 atau naik sekitar US$ 70 dibanding tahun lalu yang sebesar US$ 630. Saat ini harga CPO kembali menyentuh rata-rata harga pada tahun 2006, atau sekitar US$ 500. "Tahun depan berapa rata-ratanya, masih belum kita ketahui. Tapi pasti lebih rendah dari tahun ini," ucapnya.

Kendati tetap optimis ekspor CPO masih tetap tumbuh, namun Mari mengatakan pemerintah akan tetap mencari pasar ekspor yang baru di luar Amerika Serikat dan Eropa. Sejumlah negara yang akan dilirik untuk menjadi destinasi ekpor CPO Indonesia antara lain India, China, Rusia dan Timur Tengah.

Sumber: www.kontan.co.id

Sabtu, 03 Januari 2009

PRODUK DAN STANDARISASI

BAB VIII
PRODUK DAN STANDARISASI

A. PRODUK

Beberapa produk dari kelapa sawit yang umum diperdagangkan adalah :

a. Minyak Sawit Kasar atau Crude Palm Oil (CPO)
Berupa minyak yang agak kental berwarna kuning jingga kemerah-merahan. CPO mengandung asam lemak bebas (EFA) 5% dan mengandung banyak Carolene atau pro vitamin E (800-900 ppm).

Titik lunak berkisar antara 33-34 °C.

b. Minyak Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel (PKO)
Berupa minyak putih kekuning-kuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti buah tanaman kelapa sawit. Kandungan asam lemak sekitar 5 %.

c. Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel
Merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kandungan minyak yang terkandung di dalam inti sekitar 50 % dan kadar FFA-nya sekitar 5 %.

d. Bungkil Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel Cake
Bungkil inti kelapa sawit merupakan daging inti kelapa sawit yang telah diambil minyaknya. Minyak dihasilkan melalui proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi dengan pelarut yang lazim dipergunakan. Bungkil mengandung sekitar 2 % minyak.

e. Pretreated Palm Oil
Pretreated palm oil merupakan minyak yang diperoleh dari proses deguming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” minyak daging buah. Kadar FFA pretreated palm oil sekitar 5 %. Nilai titik lunaknya adalah 33-39 °C.



f. Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil)
RBD palm oil merupakan minyak kelapa sawit yang telah mengalami proses refinasi lengkap. RBD mengandung FFA 0,15 % yang berwarna kuning kejingga-jinggaan dengan titik lunak antara 30-39 °C. RBD Palm Oil hanya digolongkan dalam satu jenis mutu.

g. Crude Palm Fatty Acid
Adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari refinasi lengkap CPO dan fraksi-fraksinya, kandungan asam lemak bebasnya mencapai 89 %.

h. Crude Palm Oil
Berupa minyak yang berwarna merah sampai jingga. Minyak ini diperoleh dari fraksinasi CPO dengan kadar FFA 5 %. Nilai titik lunak CPO maksimum 24 °C.

g. Preteated Palm Olein
Adalah minyak yang diperoleh dari proses deguming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” fraksi cair CPO. Pretreated palm olein berwarna merah kekuning-kuningan dan memiliki kadar FFA sebesar 5%. Nilai titik lunaknya adalah 24 °C.

h. RBD Palm Olein
Adalah minyak yang berwarna kekuning-kuningan. RBD palm olein diperoleh dari CPO yang telah mengalami refinasi lengkap. Kadar FFA-nya sekitar 0,15 % dan titik lunak maksimumnya adalah 24 °C.

i. Crude Palm Stearin
Crude palm stearin merupakan lemak berwarna kuning sampai jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses fraksinasi CPO. Crude palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak sekitar 48 °C.

j. Pretreated Palm Stearin
Pretreated palm stearin adalah lemak yang diperoleh dari proses degumming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” fraksi padat CPO. Pretreated palm stearin memiliki kandungan FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak 48 °C.

k. RDB Palm Stearin
Adalah fraksi lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami refinasi lengkap. RBD palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 0,2 %. Nilai titik lunaknya sama dengan Crude Palm Stearin, hanya warnanya lebih kuning.

l. Palm Acid Oil
Palm acid oil adalah asam lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami proses netralisasi dengan soda kaustik dan dilanjutkan dengan proses pengasaman dengan asam sulfat. Palm acid oil memiliki kandungan FFA sebesar 50 % dengan total kadar lemak maksimum 95 %.

m. Crude Palm Kernel Fatty Acid
Crude palm fatty acid adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari refinasi lengkap minyak inti sawit (PKO) dan fraksi-fraksinya. Kadar FFA-nya minimum 70 %.

Dari produk-produk tersebut yang memegang peranan penting dalam perdagangan dunia adalah minyak sawit, minyak inti sawit dan beberapa produk olahan lanjutan dari minyak sawit antara lain Olein, Stearin, Fatty Acid dan sebagainya.


Gambar 8. Salah satu hasil pengolahan Kelapa Sawit




B. STANDAR PRODUK

Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan standar mutu, cara pengujian, pengambilan contoh dan cara pengemasan.

Standar Mutu
Standar mutu inti kelapa sawit di Indonesia tercantum di dalam Standar Produksi SP 10-1975.

Klasifikasi
Inti kelapa sawit digolongkan dalam satu jenis mutu dengan nama “Sumatra Palm Kernel”. Adapun syarat mutu inti kelapa sawait adalah sebagai berikut:

a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975
c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP-SMP-31-19975
d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP-SMP-31-1975

Produksi minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.

Kelapa sawit dengan mutu prima (SQ, Special Quality) seperti yang dihasilkan Malaysia mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada saat pengapalan. Kualitas standard minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5% FFA.

Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendeman minyak 22,1-22,2% (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1.7-2.1% (terendah).

Pengambilan Contoh

Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum 30 karung tiap partai barang, kemudian tiap karung diambil contoh maksimum 1 kg. Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur dan dari campuran tersebut diambil 1 kg untuk dianalisa.

Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih labih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.

Pengemasan

j) Cara pengemasan: inti kelapa sawit dikemas dalam karung goni kuat, bersih, kering dan kuat dengan berat bersih tiap karung adalah 50 kg sampai 80 kg dan dijahit menyilang pada ujung karungnya atau dikapalkan secara “bulk”.
k) Pemberian merek: nama barang, jenis mutu, identitas penjual, produce of Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara tujuan.

PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN PRODUK

BAB VII
PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN PRODUK


Hasil terpenting dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang diperoleh dari ekstraksi daging buah (pericarp). Hasil lain yang tidak kalah pentingnya adalah minyak inti sawit atau kernel yang juga diperoleh dengan cara ekstraksi.

Pertama tandan buah diletakkan di piringan. Buah yang lepas disatukan dan dipisahkan dari tandan. Kemudian tandan buah dibawa ke Tempat Pengumpulan Buah (TPH) dengan truk tanpa ditunda. Di TPH tandan diatur berbaris 5 atau 10. Buah kelapa sawit harus segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah. Penyimpanan menyebabkan kadar asam lemak bebas tinggi. Pengolahan dilakukan paling lambat 8 jam setelah panen.

Di pabrik buah akan direbus, dimasukkan ke mesin pelepas buah, dilumatkan didalam digester, dipres dengan mesin untuk mengeluarkan minyak dan dimurnikan. Sisa pengepresan berupa ampas dikeringkan untuk memisahkan biji dan sabut. Biji dikeringkan dan dipecahkan agar inti (kernel) terpisah dari cangkangnya.


Gambar 7. Pabrik Kelapa Sawit

Tahapan dari pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut:

1. Perebusan (sterilisasi) TBS

TBS yang masuk ke dalam pabrik selanjutnya direbus di dalam sterilizer. Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130 oC selama 50-60 menit. Tujuan perebusan TBS adalah:
- Menonaktifkan enzim Lipase yang dapat menstimulir pembentukan free fatty acid
- Membekukan protein globulin sehingga minyak mudah dipisahkan dari air
- Mempermudah perontokan buah
- Melunakkan buah sehingga mudah diekstraksi

2. Perontokan Buah

Dalam tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dari tandannya dengan menggunakan mesin thresher. Tandan kosong disalurkan ke tempat pembakaran atau digunakan sebagai bahan pupuk organik. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa ke mesin pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyak dan kernel yang terbuang sekitar 0.03%.

3. Pelumatan Buah

Proses pelumatan buah adalah dengan memotong dan mencacah buah di dalam steam jacket yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu di dalam steam jacket sekitar 85-90 oC. Tujuan dari pelumatan buah adalah :

- Menurunkan kekentalan minyak
- Membebaskan sel-sel yang mengandung minyak dari serat buah
- Menghancurkan dinding sel buah sampai terbentuk pulp

4. Pengempaan (ekstraksi minyak sawit)

Proses pengempaan bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat di dalam ampas. Proses pengempaan dilakukan dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang bersuhu 95 oC. Selain itu proses ekstraksi minyak kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi, bahan pelarut dan tekanan hidrolis.

5. Pemurnian (klarifikasi minyak)

Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak sawit umumnya masih mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air sekitar 40-45% air. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Persentase minyak sawit yang dihasilkan dalam proses pemurnian ini sekitar 21%.

Proses pemurnian minyak kelapa sawit terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

a. Pemurnian minyak di dalam tangki pemisah (clarification tank)
Prinsip dari proses pemurnian minyak di tangki pemisah adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air.
b. Sentrifusi minyak
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari berbagai macam kotoran yang lebih halus lagi. Hasil akhir dari proses sentrifusi ini adalah minyak dengan kadar kotoran kurang dari 0,01%.
c. Pengeringan hampa
Dalam tahap ini kadar air minyak diturunkan sampai 0,1%. Proses pengeringan hampa dilakukan dalam kondisi suhu 95 oC dan tekanan –75 cmHg.
d. Pemurnian minyak di dalam tangki lumpur
Proses pemurnian di dalam tangki lumpur bertujuan untuk memisahkan minyak dari lumpur.
e. Strainer
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari sampah-sampah halus.
f. Pre Cleaner
Proses pre cleaner bertujuan untuk memisahkan pasir-pasir halus dari slude.
g. Sentrifusi lumpur
Dalam tahap ini minyak dimurnikan kembali dari air dan kotoran. Prinsip yang digunakan adalah dengan memisahkan bahan berdasarkan berat jenis masing-masing bahan.
h. Sentrifusi Pemurnian minyak
Tahap ini hampir sama dengan sentrifusi lumpur, hanya putaran sentrifusi lebih cepat.
i. Pengeringan minyak
Dalam proses pengeringan minyak kadar air yang terkandung di dalam minyak diturunkan. Proses ini berlangsung dalam tekanan -75 cmHg dan suhu 95 oC.

6. Pemisahan Biji Dengan Serabut (Depeicarping)

Ampas buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipanaskan sampai keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan secara pneumatis. Serabut selanjutnya dibawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nut cleaning atau polishing drum. Tujuannya adalah agar biji bersih dan seragam.

7. Pengeringan Dan Pemisahan Inti Sawit Dari Cangkang

Setelah dipisahkan dari serabut selanjutnya biji dikeringkan di dalam silo dengan suhu 56 oC selama 12-16 jam. Kadar air biji diturunkan sampai 16%. Proses pengeringan mengakibatkan inti sawit menyusut sehingga mudah untuk dipisahkan. Untuk memisahkan inti sawit dari tempurungnya digunakan alat hydrocyclone separator. Setelah terpisah dari tempurungnya inti sawit selanjutnya dicuci sampai bersih. Proses selanjutnya inti dikeringkan sehingga kadar airnya tinggal 7,5%. Proses pengeringan dilakukan dalam suhu di atas 90 oC.

PANEN DAN PERKIRAAN PRODUKSI

BAB VI
PANEN DAN PERKIRAAN PRODUKSI

A. PANEN

Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Suatu areal sudah dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Ciri-ciri lain yang digunakan adalah apabila sebagian buah sudah membrondol (jatuh di piringan) secara alamiah dan bobot rata-rata tandan sudah mencapai 3 kg.

Kriteria panen yang diharapkan adalah bila tingkat kematangan buah sudah mencapai fraksi kematangan 1–3 dimana persentase buah luar yang jatuh sekitar 12,5 %-75 %. Ada dua jenis sistem panen, yaitu sistem giring dan sistem tetap.

Gambar 6. Truk-truk mengangkut hasil panen

Cara Panen

Buah dari pohon yang masih rendah diambil dengan dodos sedangkan untuk pohon yang tinggi diambil dengan agrek (arit bergagang bamboo panjang). Cara panen adalah:
a) tandan matang harus dipanen semuanya dengan kriteria 25-75% buah luar memberondol atau kurang matang dengan 12,5-25% buah luar memberondol
b) potong pelepah daun yang menyangga buah
c) tandan buah dipotong dengan dodos/agrek di dekat pangkalnya
d) beri tanda di tempat bekas potongan yang berisi nama pemanen dan tanggal panen
e) tumpuk pelepah daun yang dipotong secara teratur di gawangan (ruang kosong di antara barisan tanaman) dengan cara ditelungkupkan.

Panen dilakukan 5 hari dalam seminggu, 2 hari sisa untuk pemeliharaan alat.

B. PERKIRAAN PRODUKSI

Tingkat produksi dipengaruhi kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim, umur tanaman, pemeliharaan tanaman dan serangan hama-penyakit.

Sebagai contoh, tingkat produksi kelapa sawit jenis Dura dapat dilihat berikut ini :

a) Umur tanaman 4 tahun; hasil minyak=500 kg/ha, hasil inti=100 kg/ha
b) Umur tanaman 5 tahun; hasil minyak=740 kg/ha, hasil inti=150 kg/ha
c) Umur tanaman 6 tahun; hasil minyak=1.000 kg/ha, hasil inti=200 kg/ha
d) Umur tanaman 7 tahun; hasil minyak=1.300 kg/ha, hasil inti=260 kg/ha
e) Umur tanaman 8 tahun; hasil minyak=1.600 kg/ha, hasil inti=320 kg/ha
f) Umur tanaman 9 tahun; hasil minyak=1.900 kg/ha, hasil inti=380 kg/ha
g) Umur tanaman 10 tahun; hasil minyak=2.000 kg/ha, hasil inti=400 kg/ha
h) Umur tanaman 11 tahun; hasil minyak=2.200 kg/ha, hasil inti=440 kg/ha
i) Umur tanaman 12 tahun; hasil minyak=2.250 kg/ha, hasil inti=450 kg/ha

Hasil tersebut masih dibawah standard produksi minyak kelapa sawit di Asia Tenggara yang rata-rata 5 ton/ha dan di Malaysia yang dapat mencapai 6-8 ton/ha.

HAMA DAN PENYAKIT

BAB V
HAMA DAN PENYAKIT

A. PENYAKIT

1. Penyakit Akar (Blast disease)
Gejala serangan :
- Tanaman tumbuh abnormal dan lemah
- Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning
Penyebab :
Jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Cara pengendalian :
- Melakukan kegiatan persemaian dengan baik
- Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman

2. Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal stem rot/Ganoderma)
Gejala serangan:
- Daun berwarna hijau pucat
- Jamur yang terbentuk sedikit
- Daun tua menjadi layu dan patah
- Dari tempat yang terinfeksi keluar getah
Penyebab :
Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma
pseudofferum.
Cara pengendalian dan pencegahan :
- Membongkar tanaman yang terserang dan selanjutnya dibakar
- Melakukan pembumbunan tanaman

3. Penyakit Busuk Batang Atas (Upper stem rot)
Gejala serangan:
- Warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya mati
- Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk
- Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan
Penyebab :
Jamur Fomex noxius.
Cara pengendalian :
- Melakukan pembongkaran tanaman yang terserang dan membuang bagian tanaman yang terserang
- Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka
4. Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang (Dry basal rot)
Gejala serangan :
Tandan buah membusuk dan pelepah daun bagian bawah patah.
Penyebab :
Jamur Ceratocytis paradoxa.
Cara pengendalian :
Membongkar tanaman yang terserang hebat dan selanjutnya dibakar.

5. Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)
Gejala serangan:
Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.
Penyebab :
Belum diketahui dengan pasti.
Cara pengendalian :
Memotong bagian kuncup yang terserang.

6. Penyakit Busuk Titk Tumbuh (Bud rot)
Gejala serangan :
- Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut
- Aroma kuncup yang terserang berbau busuk
Penyebab :
Bakteri Erwinia.
Cara pengendalian :
Belum ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini.
7. Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)
Gejala serangan:
Terdapat bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan di bagian tengahnya berwarna cokelat.
Penyebab :
Jamur Fusarium oxysporum.
Cara pengendalian :
Melakukan inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Hal ini bertujuan agar serangan penyakit di persemaian dan pada tanaman muda dapat berkurang.

8. Penyakit Antraknosa (Anthracnose)
Gejala serangan :
- Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun
- Bercak-bercak dikelilingi warna kuning
Penyebab :
Jamur Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum.
Cara pengendalian :
- Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur dan pemupukan berimbang
- Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama.

Pengaplikasian Captan 0,2% atau Cuman 0,1%.

9. Penyakit Tajuk (Crown disease)
Gejala serangan :
Helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.
Penyebab:
Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman induk.
Cara pengendalian :
Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier penyakit ini.

10. Penyakit Busuk Tandan (Bunch rot)
Gejala serangan:
Terdapat miselium berwarna putih di antara buah masak atau pangkal pelepah daun.
Penyebab :
Jamur Marasmius palmivorus.
Cara pengendalian :
Melakukan kastrasi, penyerbukan buatan dan menjaga sanitasi kebun, terutama pada musim hujan.

Pengaplikasian difolatan 0,2 %.








B. HAMA

1. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
Gejala serangan :
- Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak
- Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.
Cara pengendalian:
- Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit

2. Tungau (Oligonychus sp.)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).
Cara pengendalian :
Pengaplikasian akasirida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.

3. Pimelephila ghesquierei
Gejala serangan :
Serangan menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak yang patah.
Cara pengendalian :
- Serangan ringan dapat diatasi dengan memotong bagian yang terserang
- Pada serangan berat dilakukan penyemprotan parathion 0,02%.

4. Ulat api (Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya daun hanya tersisa tulang daunnya saja.

Cara pengendalian :
Pengaplikasian insektisida berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbaril 85 % dan klorpirifos 200 g/l.

5. Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula)
Gejala serangan:
- Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi
- Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
Cara pengendalian :
Pengaplikasian timah arsetat dengan dosis 2,5 kg/ha atau dengan insektisida berbahan aktif triklorfon 707 g/l, dengan dosis 1,5-2 kg/ha.

6. Belalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus
Gejala serangan:
Terdapat bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang.

Cara pengendalian :
Pengendalian dapat dilakukan dengan mendatangkan burung pemangsanya.

7. Kumbang Oryctes rhinoceros
Gejala serangan :
Daun muda yang belum membuka dan pada pangkal daun berlubang-lubang.

Cara pengendalian :
Menggunakan parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.

Melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.

8. Ngengat Tirathaba mundella (penggerek tandan buah)
Gejala serangan:
Terdapat lubang-lubang pada buah muda dan buah tua.

Cara pengendalian :
Pengaplikasian insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 g/l atau andosulfan 350 g/l.


9. Tikus (Rattus tiomanicus dan Rattus sp.)
Gejala serangan:
- Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak normal
- Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.

Cara pengendalian :
Melakukan pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus, seperti kucing, ular dan burung hantu.

TEKNIS BUDIDAYA

BAB III
TEKNIS BUDIDAYA

A. EKOLOGI KELAPA SAWIT

Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15 °LU-15 °LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 0-500 m dpl. Kelapa sawit menghendaki curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm/tahun. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29-30 °C. Intensitas penyinaran matahari sekitar 5-7 jam/hari. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH yang optimum adalah 5,0–5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o.

B. BENIH

Perbanyakan

Perbanyakan kelapa sawit dilakukan dengan cara generatif dan saat ini sudah dilakukan kultur jaringan untuk memperbanyak kelapa sawit. Pada pembiakan dengan kultur jaringan digunakan bahan pembiakan berupa sel akar (metode Inggris) dan sel daun (metode Perancis). Metode ini mampu memperbanyak bibit tanaman secara besar-besaran dengan tingkat produksi tinggi dan pertumbuhan tanaman seragam.



Gambar 5. Bibit Kelapa Sawit


Persyaratan Benih

Benih untuk bibit kelapa sawit disediakan oleh Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan. Benih dengan kualitas sangat baik ini berasal dari induk Delidura dan bapak Pisifera.

Pengecambahan Benih (Cara Balai Penelitian Perkebunan Medan)

a. Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.
b. Tandan buah diperam selama tiga hari dan sekali-kali disiram air. Pisahkan buah dari tandannya dan peram lagi selama 3 hari.
c. Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji dengan air dan masukkan ke dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. Keringanginkan dan seleksi untuk memberoleh biji yang berukuran seragam.
d. Semua benih disimpan di dalam ruangan bersuhu 22 derajat C dan kelembaban 60-70% sebelum dikecambahkan.

Pengecambahan Benih

a. Rendam biji dalam air selama 6-7 hari dan ganti air tiap hari, lalu rendam dalam Dithane M-45 0,2% selama 2 menit. Biji dikeringanginkan.
b. Masukkan biji ke dalam kaleng pengecambahan dan tempatkan dalam ruangan dengan temperatur 39 derajat C dan kelembaban 60-70% selama 60 hari. Setiap 7 hari benih dikeringanginkan selama 3 menit.
c. Setelah 60 hari rendam benih dalam air sampai kadar air 20-30% dan keringanginkan lagi. Masukkan biji ke larutan Dithane M-45 0,2% 1-2 menit. Simpan benih di ruangan 27 derajat C. Setelah 10 hari benih berkecambah. Biji yang berkecambah pada hari ke 30 tidak digunakan lagi.

Pembibitan

Terdapat dua teknik pembibitan yaitu: (a) cara langsung tanpa dederan dan (b) cara tak langsung dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama(nursery)selama 9 bulan.

Lahan pembibitan dibersihkan, diratakan dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman. Jarak tanam biji di pembibitan adalah 50x50, 55x55, 60x60, 65x65, 70x70, 75x75, 80x80, 85x85, 90x90 atau 100x100 dalam bentuk segitiga sama sisi. Jadi, kebutuhan bibit per hektar antara 25.000-12.500.

a) Cara langsung
Kecambah langsung ditanam di dalam polibag ukuran besar seperti pada cara pembibitan. Cara ini menghemat tenaga dan biaya.

b) Cara tak langsung
1. Dederan
Tujuan pembibitan awal adalah untuk memperoleh bibit kelapa sawit yang merata pertumbuhannya sebelum dipindahkan ke pembibitan utama. Umumnya pembibitan awal dilakukan dengan cara pembibitan kantong plastik. Kegiatan pemeliharaan di pembibitan awal meliputi pemeliharaan jalan dan saluran air, penyiraman, penyiangan, pemupukan, penjarangan naungan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit.

Kecambah dimasukkan ke dalam polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan ke pembibitan.

2. Pembibitan
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40 x 50 atau 45 x 60 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah di dalam polibag sampai lembab. Polibag disusun di atas lahan yang telah diratakan dan diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak seperti disebutkan di atas.

Kegiatan pemeliharaan bibit di pembibitan utama meliputi:

1. Penyiraman
Kegiatan penyiraman di pembibitan utama dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Jumlah air yang diperlukan sekitar 9–18 liter per minggu untuk setiap bibit.

2. Pemupukan
Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk tunggal atau pupuk majemuk (N,P,K dan Mg) dengan komposisi 15:15:6:4 atau 12:12:7:2.
3. Seleksi bibit
Seleksi dilakukan sebanyak tiga kali. Seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 12-14 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri:
a) bibit tumbuh meninggi dan kaku
b) bibit terkulai
c) anak daun tidak membelah sempurna
d) terkena penyakit
e) anak daun tidak sempurna.

C PENANAMAN

Pembukaan lahan dilakukan cara mekanis (membajak dan menggaru) dan cara kimia yaitu dengan herbisida. Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum penanaman bibit di lapangan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 9 m x 9m. Jarak tanam yang digunakan pada tanah bergelombang adalah 8,7 m x 8,7 m. Lubang tanam diberi pupuk dasar berupa Rock Phosphate (RP) dengan dosis 500 g per lubang. Areal yang masih belum ditanami dan terbuka perlu ditanami tanaman penutup tanah (Legume Cover Crop). Contoh tanaman ini adalah Peuraria javanica, Calopogonium mucunoides dan Centrosema pubescens.

D. PEMELIHARAAN TANAMAN

Pemupukan
Tujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah. Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di dalam piringan. Jenis pupuk yang digunakan pada TBM berupa pupuk tunggal ataupun pupuk majemuk, seperti CF 12.12.5.12 ( 12 % N, 12 % P2O5, 5 % K2O, 12 % MgO), Urea (45 % N), RP (60 % P2O5), Murriate of Potash (60 % K2O), Kieserite ( 26 % MgO) dan Borate (46 % B2O5). Pemupukan pada TM berdasarkan hasil analisa daun yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Dosis pupuk yang diaplikasikan pada TBM dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Dosis pemupukan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
(TBM).

------------------------------------------------------------------------------------------------------
Umur tanaman(bulan) Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon)
SA TSP KCI Kieserite Garam Borium
------------------------------------------------------------------------------------------------------
0 - 0.50 - - -
1 0.10 - - - -
3 0.25 - 0.15 0.15 -
5 0.25 - 0.15 0.15 -
8 0.25 0.50 0.25 0.15 0.02
12 0.25 - 0.25 0.15 -
16 0.50 0.50 0.50 0.25 0.03
20 0.50 - 0.50 0.25 -
24 0.50 - 0.50 0.25 0.05
28 0.75 1.00 0.75 0.25 -
32 0.75 - 0.75 0.25 -
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Total 4.10 2.50 3.80 1.85 0.10
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 1987

Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan pembuangan bunga dan buah pasir untuk merangsang pertumbuhan vegetatif serta untuk mencegah infeksi hama dan penyakit. Kastrasi dilakukan ketika tanaman mulai berbunga untuk pertama kalinya sampai tanaman berumur 33 bulan (6 bulan sebelum panen). Kastrasi dilakukan dengan interval satu bulan sekali.
Penyerbukan Buatan

Bunga jantan dan betina pada tanaman kelapa sawit letaknya terpisah dan masaknya tidak bersamaan sehingga penyerbukan alami kurang intensif. Faktor lain yang menyebabkan perlunya penyerbukan buatan adalah karena jumlah bunga jantan kurang, kelembaban yang tinggi atau musim hujan yang panjang. Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dilakukan penyerbukan buatan oleh manusia atau oleh serangga. Penyerbukan buatan dilakukan setelah kegiatan kastrasi dihentikan.

a) Penyerbukan oleh Manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan:

1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni (1:2). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium.
3. Semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.

b) Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS).

Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus yang tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas pada saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti meningkat sampai 30%. Kekurangan cara ini buah sulit rontok, tandan buah harus dibelah dua dalam pemrosesan.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma bertujuan menghindarkan tanaman kelapa sawit dari persaingan dengan gulma dalam hal pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya. Kegiatan pengendalian gulma juga bertujuan untuk mempermudah kegiatan panen. Contoh gulma yang dominan di areal pertanaman kelapa sawit adalah Imperata cylindrica, Mikania micrantha, Cyperus rotundus, Otochloa nodosa, Melostoma malabatricum, Lantana camara, Gleichenia linearis dan sebagainya. Pengendalian gulma terdiri dari penyiangan di piringan (circle weeding), penyiangan gulma yang tumbuh diantara tanaman LCC, membabat atau membongkar gulma berkayu dan kegiatan buru lalang (wiping).

Penunasan atau Pemangkasan Daun

Penunasan merupakan kegiatan pemotongan pelepah daun tua atau tidak produktif. Penunasan bertujuan untuk mempermudah kegiatan panen, pengamatan buah matang, penyerbukan alami, pemasukan cahaya dan sirkulasi angin, mencegah brondolan buah tersangkut di pelepah, sanitasi dan menyalurkan zat hara ke bagian lain yang lebih produktif.

Terdapat tiga jenis pemangkasan daun, yaitu:

a) Pemangkasan pasir
Membuat daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.

b) Pemangkasan produksi
Memotong daun-daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) sebagai persiapan panen pada waktu tanaman berumur 20-28 bulan.

c) Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

Sistem yang umum digunakan adalah sistem songgo dua, dimana jumlah pelepah daun yang disisakan hanya dua pelepah dari tandan buah yang paling bawah. Rotasi penunasan pada TM adalah sembilan bulan sekali.